"hei kamu, ini input datanya ke komputer, lima menit bawa keruangan saya. (k) " bosku berkata, aku muak sekali melihat wajah gendut menjijikannya, perut buncitnya dan gaya tololnya dalam memerintah. Dan jika memerintah dia tidak pernah mau menyebut nama. Aku kerjakan dengan baik tugas darinya. Sambil di dalam pikiran aku memikirkan mungkin enak bisa mengorok (i) leher pria gendut tolol itu dengan silet hingga ia mati secara perlahan-lahan... Hihihi pikiran itu membuatku merinding dan bersemangat. Aku mungkin sudah gila berpikir begitu. Setelah selesai mengerjakan tugas dari bosku aku menuju kantornya. Aku ketuk pintu tidak ada jawaban. Aku dorong pintu itu terbuka sedikit, aku mengintip, tidak ada siapapun di ruangannya. Aku beranikan diri masuk ke dalam kantornya, hmm ruangannya berantakan sekali, inilah jika orang hanya bisa memerintah dia jadi bodoh tidak bisa mengerjakan apapun. Aku taruh kertas print out yang kubawa tadi di meja diantara dokumen-dokumen milik bosku di meja. (d) Aku sudah akan melangkah keluar ruangan itu ketika aku melihat sebuah benda yang sangat menarik bagiku, pikiran jahatku bekerja cepat ku ambil benda itu dan melangkah keluar.
Pulang dari kantor aku menemui temanku Doni, temanku ini hanya datang kalau butuh uang saja, dia meminjam uangku tapi sepertinya lupa kapan akan membayarnya. Malam itu kami jalan-jalan dengan mobil milikku. Sepanjang perjalanan Doni mengoceh panjang lebar tentang pacarnya yang cantik, sementara aku hanya mendengarkan saja sambil terus melihat jalan. Tiba di tempat sepi Doni kusuruh turun, dia kebingungan ada apa ia disuruh turun di tempat sepi begitu. (i) Tapi karena aku juga turun dari mobil dia jadi mengikutiku saja. Sepanjang waktu di tempat sepi Doni mengoceh panjang lebar menceramahiku tentang betapa bagusnya bisnis di bidang penyewaan ruko. Dia baru berhenti mengoceh setelah dadanya bersimbah darah karena ku tusuk obeng. Doni bernafas dengan berat dan obeng itu berkedut-kedut karena menancap tepat di jantungnya. Setelah Doni mati, kucabut obeng itu yang bisa jadi barang bukti, kumasukan dalam kantong pelastik untuk nanti kubuang ke laut. Sementara di dekat tubuh Doni kuletakan benda itu, benda yang kuambil dari ruangan bosku. (d) Benda itu adalah kartu pajak atas nama bosku,yang sudah ku bersihkan dengan sapu tangan jadi tidak ada sidik jariku disana... Hahahaha aku mungkin seorang psikopat karena tertawa sehabis membunuh tapi aku sedang senang saat ini jadi aku tertawa keras sekali membayangkan polisi besok mungkin akan memanggil bosku yang gendut dan bodoh itu karena kasus pembunuhan... Hahahahaha tawaku memecah keheningan malam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar