Minggu, 10 Juli 2016
Ada Jurang Di Gunung Andong
Untuk mengetahui bahaya yang ada di gunung Andong kita dengarkan penuturan salah seorang pedaki yang tidak mau dituliskan namanya.
Sebagai kiblat pendaki gemes masa kini, gak heran kalau Gunung Andong menjadi primadona baru di wilayah Jawa Tengah. Gak jarang juga orang-orang Ibu Kota mendatanginya demi foto narsis ala-ala kayak gue. Tapi untungnya, sebagai pengangguran baru, gue bisa dateng ke Gunung Andong di weekdays dan.... Alhmadulilah sepi!
Paling cuma sedikit bocah-bocah nanggung yang biasa disebut sebagai chabey dan terong yang muncul. Tapi kaki mereka cepet-cepet.
Tapi kata temen gue, emang kalau siang-siang mendekati sore, biasanya jarang yang mendaki Gunung Andong. Biasanya pendakian dilakukan pada saat tengah malem atau pagi buta menjelang matahari terbit.
Okay lanjut ngomongin jalur pendakian, habis keluar dari hutan pinus, nanti ketemu sama bendera partai yang berlambang kepala banteng. Nanjak terus aja sampai ke pos bebatuan sebelum puncak. Jangan takut nyasar, banyak banget tanda arah menuju puncak, lagipula jalanannya juga gak ada pilihan lain selain nanjak gak ada ampun. Capek banget deh, sumpah!
Dilanjut nanjak terus aja, akan sampe puncak makam. Tapi hati-hati, soalnya setelah bebatuan tracknya jadi lumayan terjal dan ada jurang menganga tepat di sebelah kiri kamu. Kalau jatuh ya...
Ketika penulis bertanya apa pernah ada pendaki yang tewas jatuh dari jurang? Pendaki ini menjawab tidak tahu.
Kemungkinan mayat wanita tanpa kepala yang di temukan di lereng gunung Andong adalah pendaki yang tewas terjatuh saat pendakian selalu ada? Namun jika ia tewas karena terjatuh kemana teman-teman timnya? Kenapa tidak ada laporan pendaki yang hilang di polisi? Apa mungkin wanita yang di temukan tewas itu mendaki seorang diri? Rasanya sulit di percaya seorang wanita mendaki seorang diri meskipun gunung Andong terkenal ramai pendaki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar